Menurut Hatta, bangsa kita adalah bangsa yang kuat sebagai seorang pelaut dan petani. Dengan kata lain, bangsa kita sebenarnya memiliki karakteristik yang kuat untuk menjadi bangsa kuat dan ekspansionis. Namun seberapa besar kita mencintai tanah dan laut kita? Ini pula sebabnya, kenapa bangsa kita selalu menonjolkan kekerasan. Karena, menurut saya, sifat ekspansionis tadi dipojokkan, dihilangkan, dan diredam sejak industrialisasi dan kolim (kolonialisme dan imperialisme) Belanda, hingga Orde Baru. Dan, seperti orang Jawa, orang Indonesia terbentuk oleh sistem untuk menjadi orang yang penyayang, penyabar, dan gotong-royong, dengan memendam rasa ekspansionis itu tadi. Dan energi yang dipendam cukup lama, dapat muncul sewaktu-waktu dengan menggelora dan tidak terkontrol karena tidak pernah tersalurkan pada tempatnya. Kapan bangsa kita bisa sadar, bangkit, dan menyudahi ketertinggalan dan keterbelakangan karena selalu berbicara dengan tangan?
Adi Nugroho
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
4 comments:
Bukannya karakter ekspansionis teredam karena kita sudah dibuai sejak masih SD : Indonesia itu subur makmur, 'tongkat' ditanam pun bisa tumbuh. Ujung-ujungnya : tidak perlu kerja keras pun alam Indonesia memberi kita 'segala'nya.
itu bener juga may dalam pemikiran jangka pendek skala mikro
kalo ngeliat tulisan didot itu adalah melihat jauh ke belakang dijaman abad 29 di mana kutai baru jadi negara (aneh, sekarang kutai baru jadi kota).. bila pada saat itu Indonesia memang ekspansionis seperti menurut Bung Hatta dan Bung Adi, mungkin sekarang SD-pun udah ga ada, jadi berawal dari mana argumen anda bu pemred?
sebenarnya, kalau kita diberi kesempatan untuk menyalurkan sifat ekspansionis tadi, pada bidang sains, teknologi dan budaya secara tepat mungkin kita tidak akan terpuruk terlalu lama... saya rasa, konflik kepentingan dan politik berlebih sejak jaman J.P.Coen dengan golongan TiongHoa, adu domba perang kemerdekaan,'perang sejarah' sukarno, sejarah munculnya laskar rakyat,BKR,TKR,dan TNI, hingga konsep dwifungsi yang berkuasa selama 30 tahun, itu yang lebih berpengaruh pada betapa kekerasan hanyalah alat kekuasaan semata yang akhirnya termanifest ke masyarakat.
-mas adi-
Dimana Hatta omong itu ya? Beta tertarik untuk tahu sumbernya dimana.
Post a Comment